Mengapa Ketika Jatuh Cinta, Dadamu Terasa Sesak?
Ah cinta.................
Jatuh cinta itu proses mental dan fisik. Cinta
membuat perasaanmu jungkir balik, diangkat tinggi-tinggi pada satu saat,
setelah itu dihempaskan ke tanah membuatmu kecewa. Namun, cinta juga sebenarnya
proses fisik. Saat kamu jatuh cinta, di dalam tubuhmu terjadi reaksi yang
membantu proses psikologis.
Di dalam tubuh, terdapat senyawa kimia bernama Fenetil Amin (Phenetyl Amine,
disingkat PEA). Senyawa ini bereaksi saat kita jatuh hati. PEA memberi efek
tendangan unik di dalam tubuhmu, membuat jantungmu terasa memberontak ingin
keluar dari dada. Ini membuat perasaanmu terasa lucu, pipi terasa panas,
jantung berdebar-debar, penuh harap namun merasa takut kehilangan pada saat
yang bersamaan.
PEA dikeluarkan dari
sistem syaraf dan aliran darah. PEA menyebabkan respon emosional yang sama
dengan perasaan fly saat mengonsumsi narkoba. Tentu narkoba berdampak
negatif pada tubuh, sementara PEA itu tergantung cara kita meresponnya. Cinta
bisa menghancurkan seseorang, namun bisa juga membuatnya sangat berenergi.
(walau ada rumor kalau
PEA juga yang membuatmu merasa ingin cepat-cepat membuka baju si dia, jadi
hati-hati juga ya dengan perasaanmu, jangan jadi kelewat batas)
PEA aktif di dalam tubuh
bersamaan dengan dopamin dan norepinefrin. Semua ini aktif di dalam tubuh saat
kita merasakan sensasi tubuh dari cinta yang romantis. Sensasinya sangat mirip
dengan orang sakau yang terpuaskan saat mengonsumsi heroin.
Berita buruknya: efek
berdebar yang dihasilkan PEA ini tidak bertahan sangat lama. Beberapa peneliti
menyimpulkan bahwa cinta yang romantis itu cenderung berumur pendek. Itulah
sebabnya ada orang-orang yang kecanduan alias sakaw cinta.
Berita baiknya: periode
itu cukup lama untuk memulai cinta bersemi dan bersambut. Rata-rata usia aktif
PEA sekitar 1,5 sampai 3,5 tahun, ada yang menyebut maksimal 5 tahun. Ini cukup
untuk membawa perasaan cinta ke langkah konkret seperti ijab kabul di depan penghulu
bahkan sampai melahirkan anak.
PEA ini sangat kuat
pengaruhnya pada perasaan seseorang. Sayangnya, kamu tidak bisa membawa jarum
suntik berisi PEA lalu menyuntikkannya dengan paksa ke aliran darahnya.
Yang bisa kamu lakukan
adalah cara menumbuhkan perasaan jatuh cinta dalam hatinya. Kamu menunjukkan
perilaku yang memicu respon PEA dalam otaknya. Alhasil memberi sensasi dalam
dada si dia kalau sedang jatuh cinta.
Mengapa kamu jatuh cinta pada seseorang, tapi tidak pada orang
lainnya?
Seseorang tidak ujug-ujug
bangun di pagi hari dan terisi PEA di otaknya lalu membentuk perasaan suka
pada orang yang dia temui setelahnya. Proses PEA tidak begitu.
PEA dan sesama
saudaranya, dopamin dan norepinefrin, diendapkan oleh reaksi emosional dan
mendalam dari rangsangan alias stimulus tertentu. Misalnya saja, wangi
parfumnya, cara malu-malu tapi jantannya bilang “hai,” atau betapa imut
(atau aneh) suara tawanya.
Bahkan bisa jadi pakaian
yang sedang kamu pakai yang membuat pasanganmu tak bisa mengalihkan
pandangannya. Misalnya saja pada tahun 1924, Conrad Hilton (pendiri bisnis
Hotel Hilton), melirik topi merah yang ada di 5 baris di depan kursi gerejanya.
Setelah acara selesai, ia mengikuti si topi merah pulang dan akhirnya menikahi
wanita di balik topi itu.
Bagaimana bisa hal-hal kecil seperti ini memicu api cinta?
Mengapa hal-hal kecil
yang tampaknya tanpa arti ini bisa menimbulkan cinta? Dari manakah asalnya?
Apakah ada di gen kita?
Gen ternyata tidak
berpengaruh dengan proses jatuh cinta. Asal muasalnya ada terkubur di dalam
jiwa kita. Senyawa-senyawa cinta yang aktif saat kita melihat (atau mendengar,
mencium, merasa) sesuatu yang kita sukai itu tertidur di alam bawah sadar kita.
PEA dipicu oleh hal-hal
yang membentuk kepribadian kita, misalnya saja pengalaman masa kecil, terutama
hal-hal yang terjadi pada saat kita berusia 5-8 tahun. Semasa kecil, kita
membentuk alam bawah sadar kita.
Pada dekade 1930-an,
peneliti Austria, Dr. Konrad Lorenz, menginduksi bebek-bebek kecil untuk
menjadi sangat tergantung padanya, bukan induknya. Ia mengamati kalau setelah
telur menetas, bayi-bayi bebek segera berjalan dalam satu baris lurus
menghampiri induknya. Mengikuti induk ini terus anak-anak bebek lakukan sampai
mereka dewasa.
Dr. Lorentz memutuskan
untuk menipu anak-anak bebek ini, membuat mereka mengira dialah induknya.
Lorenz menetaskan
beberapa telur bebek di inkubator. Saat telur mulai menetas, ia berjongkok
layaknya induk bebek lalu mulai jalan jongkok melewati telur-telur.
Menakjubkan, anak-anak bebek ini segera mengikutinya mengelilingin
laboratorium.
Setelah itu walau
dikenalkan dengan bebek betina “beneran,” anak-anak bebek ini tetap mengikuti
Dr. Lorenz.
Banyak peneliti telah
menunjukkan bahwa fenomena ini tidak terbatas pada burung. Ikan, marmot,
kambing, rusa, kerbau, dan berbagai spesies mamalia lainnya juga bisa. Proses
ini disebut imprinting.
Pertanyaannya, apakah
ini berlaku juga pada manusia? Bisakah manusia direkayasa agar menyukai
sesuatu? Misalnya merekayasa supaya si dia hanya menyukai kamu seorang.
Tidak seperti anak-anak
bebek, bayi manusia tidak mengikuti dokter persalinan sampai kita dewasa. Namun
ada bukti yang kuat kalau kita ini mudah terpengaruh oleh satu hal: imprinting
seksual.
Lovemap, pola dalam jatuh cinta
Dr. John Money menyebut
imprinting pada manusia ini dengan istilah Lovemap alias peta cinta. Lovemap
itu pahatan rasa sakit atau rasa senang pada awal-awal interaksi kita
dengan anggota keluarga, teman masa kecil, dan berbagai kebetulan yang terjadi
dalam hidup. Ukiran yang ada itu sangat dalam sampai-sampai meninggalkan bekas
abadi di dalam jiwa manusia, kasarnya seperti bernanah. Ukiran luka dalam jiwa
itu menanti sampai ada stimulus tepat yang bisa membuka lukanya kembali.
“Lovemap itu sebiasa
wajah, tubuh, dan otak. Setiap orang punya satu lovemap. Tanpanya tidak aka
nada jatuh cinta, tak ada perkawinan, tak ada lahirnya individu baru,” kata Dr.
Money.
Kamu punya lovemapmu
sendiri. Si dia punya juga. Kita semua punya. Lovemap ini sangat melekat di ego
kita, identitas kita, jiwa kita, dan alam bawah sadar kita.
Lovemap ini bisa jadi imprinting
yang positif. Misalnya saja, mungkin ibumu menggunakan parfum dengan wangi
tertentu, ayahmu punya senyum nakal yang jantan, atau guru favoritmu
mengernyitkan hidungnya saat dia tertawa. Bisa jadi ada wanita bertopi merah
yang sangat baik pada Conrad Hilton saat ia masih kecil.
Tapi, lovemap ini bisa
negatif juga. Bagi wanita yang dilecehkan saat masih kecil, bisa jadi kamu
tidak akan pernah mencintai pria dengan senyum yang mengerling. Bagi pria, bisa
saja tantemu yang menyebalkan selalu menggunakan parfum tertentu. Ini bisa
membuatnya ingin menjauh tiap kali ada wanita yang menggunakan parfum serupa.
Lovemap terkadang
membingungkan. Pengalaman negatif bisa jadi membuatmu merasa kewalahan. Bagi
wanita, mungkin saja ayahnya selingkuh dengan perempuan lain lalu
meninggalkannya dan juga ibunya sendirian. Alhasil, jika sekarang pasangannya
melirik wanita lain, emosi wanita ini memuncak dan marah tak terkendali, atau
bisa jadi sangat tertutup, atau bisa juga ia merelakan dirinya melakukan apa
pun untuk pasangannya. Tiga hal ini tentu buruk bukan hanya bagi wanita, tapi
juga bagi hubungan.
Bagi pria, bisa jadi baby
sitter-mu yang cantik memukul pantatmu saat kamu masih kecil entah mengapa
terasa menyenangkan. Akhirnya, saat pria ini tumbuh dewasa, ia tidak bisa
sepenuhnya mencintai seorang wanita kecuali pasangannya ini memukul pantatnya
dengan rasa cinta.
Pengalaman masa kecil
yang terpendam, baik positif maupun negatif, diingat oleh alam bawah sadar
seksualmu. Jika timing-nya tepat dan “si dia” memicu lovemap-mu,
DHEG! Ada sensasi dalam dadamu. PEA mengalir di nadimu, memenuhi otakmu,
membutakanmu dari akal sehat, dan kamu mulai jatuh cinta. Percikan inilah yang
diperlukan untuk memulai cinta.
Jika diandaikan mobil,
PEA ini seperti starter. Starter berguna untuk membuat mobilmu melaju, lalu
setelah itu baterai dan bensin mengambil alih. Begitu pula, saat otakmu
mendapat dosis pertama PEA-nya, (semoga) akal sehat mulai bekerja di prefrontal
cortex-mu.
Kapankah itu? Saat kamu
dan si dia mulai saling mengenal. Kalian berdua mulai saling mengeksplorasi
kesamaan dan perbedaan yang ada di antara kalian berdua. Lalu kalian
berdua mulai sama-sama bertanya pada diri masing-masing, “Apa yang bisa kudapat
dari hubungan ini?” Lalu kalian berdua mulang saling mendengarkan ego
masing-masing. Namun api cinta itu sangat lembut, mudah padam oleh hal-hal
kecil yang bisa membuat pertengkaran besar.
Menjalani cinta itu
seperti menaiki roller coaster. Menakutkan dan menegangkan, namun
terlalu sayang untuk dilewatkan. Dada terasa sesak sedikit tak mengapa.
love u
Tidak ada komentar:
Posting Komentar